Rambut rontok sering dianggap masalah sepele, bahkan normal. Memang, setiap hari manusia bisa kehilangan sekitar 50–100 helai rambut. Namun, bila jumlahnya berlebihan dan terjadi terus-menerus, kondisi ini bisa menjadi tanda adanya gangguan serius.
Banyak orang langsung menyalahkan faktor genetik atau produk perawatan rambut yang tidak cocok sebagai penyebab utama. Padahal, ada faktor lain yang jarang disadari, namun sangat berpengaruh terhadap kesehatan rambut.
Berikut adalah 5 penyebab rambut rontok yang mungkin tidak pernah Anda duga.
1. Kekurangan Nutrisi Penting
Pola makan yang tidak seimbang dapat berdampak besar pada kesehatan rambut. Kekurangan zat gizi tertentu membuat folikel rambut tidak mendapat pasokan nutrisi optimal sehingga rambut mudah rontok.
- Zat Besi: Kekurangan zat besi bisa menyebabkan anemia. Kondisi ini mengurangi pasokan oksigen ke folikel rambut sehingga pertumbuhan rambut terganggu.
- Zinc (Seng): Mineral ini penting untuk memperbaiki jaringan rambut. Kekurangannya bisa membuat rambut rontok dan kulit kepala kering.
- Vitamin B12: Tanpa vitamin B12, sel folikel rambut sulit membelah dengan baik. Akibatnya, pertumbuhan rambut baru melambat.
Baca Juga : Atasi Rambut Rontok Setelah Melahirkan
2. Gangguan Tiroid
Kelenjar tiroid berperan penting dalam mengatur metabolisme tubuh, termasuk siklus pertumbuhan rambut. Ketika terjadi gangguan, baik hipotiroidisme (tiroid kurang aktif) maupun hipertiroidisme (tiroid terlalu aktif), keseimbangan hormon terganggu dan rambut bisa rontok lebih cepat.
Ciri khasnya:
- Rambut rontok merata di seluruh kepala (difus).
- Disertai gejala lain seperti kelelahan berlebihan, perubahan berat badan, kulit kering, dan detak jantung tidak normal.
3. Stres Kronis dan Gangguan Hormonal
Stres yang berlebihan bisa memengaruhi kesehatan rambut. Kondisi ini dapat memicu telogen effluvium, yaitu kerontokan rambut yang terjadi akibat tubuh mengalami stres fisik atau emosional signifikan.
- Mekanisme: Stres meningkatkan hormon kortisol yang mengganggu siklus pertumbuhan rambut.
- Efeknya: Rambut rontok biasanya terlihat 2–3 bulan setelah peristiwa pemicunya. Inilah sebabnya banyak orang tidak menyadari hubungannya.
4. Sering Menggunakan Alat Styling Panas
Penggunaan alat styling seperti catokan, hair dryer, dan curling iron memang membuat rambut terlihat rapi, tetapi panas berlebih bisa merusak struktur rambut.
- Risiko kerusakan: Panas merusak kutikula rambut, membuatnya kering, rapuh, dan mudah patah.
- Dampak jangka panjang: Rambut tidak langsung rontok dari akar, namun kerusakan yang berulang akan membuat rambut menipis dan terlihat semakin jarang.
5. Kondisi Medis yang Tidak Terduga
Selain gangguan tiroid, beberapa kondisi medis lain juga dapat memicu kerontokan rambut:
- PCOS (Polycystic Ovary Syndrome): Ketidakseimbangan hormon pada wanita dapat menyebabkan rambut rontok dan tumbuh tipis.
- Lupus & Diabetes: Penyakit autoimun dan penyakit kronis seringkali memicu kerontokan rambut yang parah dan sulit dikendalikan.
Baca Juga : Mitos dan Fakta Gonta-ganti shampo
Kesimpulan: Rambut Rontok Bukan Masalah Kecil
Rambut rontok tidak selalu berarti faktor genetik atau kesalahan produk perawatan. Kekurangan nutrisi, gangguan tiroid, stres, kebiasaan styling, hingga penyakit kronis bisa menjadi pemicunya.
Jika Anda mengalami kerontokan berlebihan, jangan diabaikan. Perbaiki pola makan, kelola stres, dan rawat rambut dengan cara yang lembut. Jika tidak ada perbaikan, segera konsultasikan ke dokter atau dokter kulit. Ingat, kesehatan rambut adalah cerminan kesehatan tubuh secara keseluruhan.